Minggu, 26 Mei 2013

PENGELOLAHAN PADI

PENGELOLAHAN PADI SAWAH

Hari ini, ada 3 petak sawah sedang diolah oleh kuli traktor. Sawah itu milik Pak Sarjan. Luas lahan 3 petak sawah sekitar 6000 m2. Lahan sawah itu sedang dibajak dengan hand traktor.
Di sudut sawahnya ada bibit padi yang sudah berumur 18 hari. Kalau tidak cepat dibajak, bisa jadi bibit padi yang sudah disebar itu akan ditanam lebih dari 20 hari.
Tak berapa lama, 2 insan THL datang menemui pak Sarjan. Pak sarjan segera menghampiri mereka.
“ ohh pak mantri,”
“ sedang apa, pak sarjan?” salah seorang thl yang bernama dedih bertanya. Sedangkan temannya yang satu lagi bernama Pak Ruhli, dia melihat bibit padi di pojok sawah
“ ini pak mantri, lagi olah lahan. Soal bibit dah 18 hari. Kalo telat dikit bisa-bisa ditanamnya lewat 20 hari nih”
“ memang seperti ini tiap tahun keadaannya, pak sarjan”
“ sebagaian besar memang seperti ini, kebut dibajaknya. Paling lusa besok baru bisa ditanam”
“ kalau menurut bapak, proses seperti ni sudah betul apa belum?”
“ abis mau bagaimana lagi pak mantri, traktor cuma satu”
“ karena cuma 1 trakktor, makanya bisa disiasati pak”
“ caranya bagaimana pak mantri?”
Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang pengolahan tanah padi sawah. Yang dimaksud Pengolahan Lahan adalah proses membalik tanah dari lapisan bawah tanah ke permukaan tanah agar terjadi proses pertukaran aliran udara, air bisa meresap masuk dan sinar matahari masuk kedalamnya. Pada saat yang sama, sisa-sisa jerami atau rumput pada lapisan atas berada dibawah agar terjadi proses pembusukan.
Proses pengolahan pada padi sawah ini biasanya diawali dengan mengalirkan air ke dalamnya. Setelah beberapa hari tanah sawah dikeringkan. Setelah itu, proses selanjutnya adalah tanah tersebut dibalik. Proses pembalikan tanah itu bisa dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan hand traktor.
Bila menggunakan handtraktor, proses membalik tanah ini bisanya seperti spiral, memutar dengan menyempit. Oleh sebab itu biasanya, tanah padi sawah perlu dipacul kembali pada bagian-bagian sudutnya atau pinggirnya.
Setelah proses ini selesai, sebaiknya ditambahkan pupuk kandang. Kebutuhan pupuk kandang minimal 1-2 ton pe hektar. Lebih baik lagi, diberikan jerami padi yang telah dikompos. Atau bisa juga dimasukan sekam padi hasil atau gabah. Semakin banyak semakin baik.
Selanjutnya tanah kembali diratakan, agar proses percampuran lapisan tanah dan bahan organik atau sekam ini dapat terurai dengan baik. Biarkamlah proses ini berlangsung selama 15-20 hari.
Lebih baik lagi, disemprotkan pupuk hayati/POC/MOL. Dengan perlakuan ini, proses dekomposisi di lahan sawah lebih cepat. Bukan itu saja, di dalam tanah sudah banyak mikroorganisme yang siap menjadi “pabrik pupuk”.
Jadi setelah bibit berumur < 20 hst, lahan sawah juga sudah siap ditanami. Boleh dibilang lahan sawah tersebut sudah sehat.

Setelah 15-20 hari setelah proses percampuran tersebut, lahan sawah yang telah di balik dan dicampurkan (baca digemburkan) diproses kembali. Proses itu dinamakan pelumpuran lahan.
Bila benih yang kita hasilkan sudah sehat, maka akan bertambah subur bila tanah sawah yang kita akan tanami bibit-bibit tersebut juga tanah sehat.
PENGOLAHAN LAHAN TEMPAT PERSEMAIAN
Selama menunggu proses penguraian lahan sawah selesai, sebaiknya kita membuat tempat persemaian. Rekomendasi tempat persemaian yang baik adalah 4-5 % dari luas lahan yang akan kita tanam.
Kalau kita mempunyai lahan 1 hektar maka tempat perseamaian yang akan kita buat minimal 400 – 500 m2. Bila petani punya lahan ½ ha maka diperlukan sekitar 200-250 m2.
Untuk tempat pembibitan ini, harus kita perhatikan.
Pertama, lihat arah matahari. Arah temapat pembibitan ini harus menghadap timur dan barat. Mengapa? Jawabannya: supaya sinar matahari maksimal merata sampai ke semua tanaman, terutama pada bagian bawah tanaman.
Kedua, Jangan terhalang pohon lain.
Ketiga, Lebar tempat pembibitan. Sesuai rekomendasi, bila kita beli benih kemasan (label biru) biasanya ada petunjuk teknis pembibitan. Lebar tempat pembibitan tersebut 1,1-1,2 meter. Dan tak boleh lebih dari 1,5 m. Sedangkan buat panjangnya disesuiakan dangan panjang sawah si petani. Untuk mudahnya, tempat pembibitan yang baik sama seperti kita menanam pohon bayam/kacang tanah dll. Ada jarak yang lowong.
Keempat, berikan juga pupuk kandang atau bahan organik yang sudah jadi untuk tempat pembibitan ini. Ukurannya bisa 50-100 kg per 400 m2.
Kelima, berikan pupuk npk kujang//ponska sebanyak 1 sendok maka per 1 m2. Kalau 1 sendok ukurannya adalah 15 g maka untuk 400 meter adalah 6000 g atau 6 kg. Pupuk organic dan pupuk NPK bisa dicampurkan dan disebar merata pada permukaan tempat pembibitan. Setelah itu permukaan lahan yang akan ditanami diratakan.
Keenam, benih siap ditaburkan ke tempat persemaian.
Ketujuh, Taburkan/sebarkan 1-2 genggam benih yang ada di tangan kita untuk setiap 1 meter persegi.
Kedelapan, tanamlah bibit-bibit tersebut dibawah 20 hst, sebab makin muda bibit ditanam maka semakin banyak anakannya. Saran saya, tanamlah 1 bibit dalam satu lubang tanam.
Demikianlah, proses pengolahan lahan sawah beserta pernak-perniknya. Bila kita melaksanakannya, itu artinya kita menyiapkan lahan sawah yang sehat buat bibit-bibit padi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar