Minggu, 26 Mei 2013

TANAM PADI JAJAR LEGOWO

JAJAR LEGOWO

BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.Padi yang merupakan tanaman pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui perbaikan cara tanam padi dengan sitem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.
Pengertian
Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10 – 15 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya.
Pada tanah yang kurang subur kebiasaan petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22cm x 22 cm, jarak tanam dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.
Tujuan
Tujuan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah :
  1. Memamfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.
  2. Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.
  3. Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa.
  4. Populasi tanaman bertambah 30 %.
  5. Pemupukan lebih efisien.
  6. Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan daripada cara tanam biasa.
Teknik Penerapan
a. Pembuatan baris tanam
Lahan sawah yang sudah siap ditanami, 1 – 2 hari sebelum tanam air dibuang sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat membentuk garis-garis tanam secara jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar legowo 2 : 1 (Atajale 2 : 1), dibuat garis tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm) dengan cara menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam sebaiknya sesuai dengan arah aliran air pegairan.
b. Tanam
Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada perpotongan garis-garis yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.
Teknik Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara alur pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan pupuk terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk lebih dekat denga perakaran sehingga dapat dimamfaatkan oleh tanaman secara maksimal.
b. Penyiangan
Pada cara tanam ini penyiangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan landak/osrok cukup satu arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong sepertimpada cara tanam bujur sangkar (2 arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di tekan sampai 50 %.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Adanya lorong-lorong yang berjarak 40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat berjalan optimal dan kelembaban dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit dapat diminimalisir. Disamping itu, kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat lebih mudah dilaksanakan

TANAM PADI CARA LEGOWO

LEGOWO
Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah.
Cara tanam jajar legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1.
Pengertian jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).
Pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).
Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.
Jarak tanam untuk padi yang sejenis dengan varietas IR-64, seperti varietas Ciherang cukup dengan jarak 20 cm, sedangkan untuk varietas padi yang punya penampilan lebih lebat dan tinggi perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar misalnya antara 22,5 - 25 cm. Demikian juga pada tanah yang kurang subur cukup digunakan jarak tanam 20 cm, sedangkan pada tanah yang lebih subur perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar misalnya 22,5 cm atau pada tanah yang sangat subur jarak tanamnya 25 cm. Pemilihan ukuran jarak tanam bertujuan agar mendapat hasil yang optimal.

TUJUAN LEGOWO
Tujuan cara tanam legowo adalah :
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang.
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit. Posisi orang yang melaksakan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkata produktivitas hasil.

TEKNIK PENERAPAN
1. Pembuatan Baris Tanam
Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki. Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan macak-macak. Ratakan dan datarkan sebaik mungkin. Selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan.
2. Tanam
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3 bibit per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa terlihat dengan jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia.






















3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan pemupukan berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan 2 barisan legowo. Khusus cara pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya.
4. Penyiangan
Penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan sendirinya akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot atau handsprayer, posisi orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.

PADI LEGOWO

BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO




Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Menurut beberapa informasi yang saya peroleh cara tanam ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo kepala dinas pertanian kabupaten Banjar Negara.
Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
  1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
  2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
  3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik produksi yang memungkinkan tanaman padi dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Padi yang merupakan tanaman pangan utama penduduk, sebagian besar diproduksi di lahan sawah. Belum optimalnya produktivitas padi lahan sawah antara lain karena serangan hama, penyakit dan gulma. Melalui perbaikan cara tanam padi dengan sitem jajar legowo diharapkan selain dapat meningkatkan produksi, pengendalian organisme pengganggu dan pemupukan mudah dilakukan.
Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x (20 cm x 10 – 15 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari kesuburan tanahnya.

MESIN PENGELOLAH PADI

 Mesin Padi

Mesin Pemanen Padi padi

Mesin Pemanen Padi

Mesin ini memanen padi di sawah, otomatis memotong, mengikat menjadi rumpun padi dan melepaskan ke samping sehingga tidak mengganggu kerja operator. Praktis dan sangat efisien dengan tingkat keberhasilan panen 95 % tanpa rontok. Selain padi juga bisa untuk memanen gandum, …
Continue Reading...
roll karet giling

Roll Karet Giling Padi – Import

Roll Karet Giling Padi Terbuat dari bahan baku berkualitas import Terdiri dati NBR (kuning),yang mempunyai masa daya giling ± 180 Ton, sedangkan SBR (putih) berdaya giling 120 ton Tingkat daya tahan
Mesin Pengupas Padi

Mesin Pengupas Padi & Poles Beras Terpadu

Mesin Pengupas Padi & Poles Beras Terpadu Mengupas kulit padi dan pemoles beras terpadu Masuk padi keluar beras putih, beras dan mengkilap Dengan penampi yang dapat memisahkan kotoran,sekam dan bekatul Pengoperasian mesin
Mesin PengupasPadi

Mesin Pengupas Padi ( Paddy Huller )

# Mesin Pengupas Padi ( Paddy Huller ) - Import Mesin ini di gunakan untuk mengupas padi menjadi beras, otomatis memisahkan padi utuh, padi pecah & sekam. Tipe : 6N
Mesin Perontok Padi

Mesin Perontok Padi

Tipe : TG-70 Ukuran (P)(L)(T) cm : 140 x 78 x 90 Kapasitas Produksi : 250 – 400 Kg/Jam Diesel (Isi Solar) : 3 Pk Kecepatan Rotasi : 700 rpm Berat (Nett)

PENGELOLAHAN PADI

PENGELOLAHAN PADI SAWAH

Hari ini, ada 3 petak sawah sedang diolah oleh kuli traktor. Sawah itu milik Pak Sarjan. Luas lahan 3 petak sawah sekitar 6000 m2. Lahan sawah itu sedang dibajak dengan hand traktor.
Di sudut sawahnya ada bibit padi yang sudah berumur 18 hari. Kalau tidak cepat dibajak, bisa jadi bibit padi yang sudah disebar itu akan ditanam lebih dari 20 hari.
Tak berapa lama, 2 insan THL datang menemui pak Sarjan. Pak sarjan segera menghampiri mereka.
“ ohh pak mantri,”
“ sedang apa, pak sarjan?” salah seorang thl yang bernama dedih bertanya. Sedangkan temannya yang satu lagi bernama Pak Ruhli, dia melihat bibit padi di pojok sawah
“ ini pak mantri, lagi olah lahan. Soal bibit dah 18 hari. Kalo telat dikit bisa-bisa ditanamnya lewat 20 hari nih”
“ memang seperti ini tiap tahun keadaannya, pak sarjan”
“ sebagaian besar memang seperti ini, kebut dibajaknya. Paling lusa besok baru bisa ditanam”
“ kalau menurut bapak, proses seperti ni sudah betul apa belum?”
“ abis mau bagaimana lagi pak mantri, traktor cuma satu”
“ karena cuma 1 trakktor, makanya bisa disiasati pak”
“ caranya bagaimana pak mantri?”
Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang pengolahan tanah padi sawah. Yang dimaksud Pengolahan Lahan adalah proses membalik tanah dari lapisan bawah tanah ke permukaan tanah agar terjadi proses pertukaran aliran udara, air bisa meresap masuk dan sinar matahari masuk kedalamnya. Pada saat yang sama, sisa-sisa jerami atau rumput pada lapisan atas berada dibawah agar terjadi proses pembusukan.
Proses pengolahan pada padi sawah ini biasanya diawali dengan mengalirkan air ke dalamnya. Setelah beberapa hari tanah sawah dikeringkan. Setelah itu, proses selanjutnya adalah tanah tersebut dibalik. Proses pembalikan tanah itu bisa dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan hand traktor.
Bila menggunakan handtraktor, proses membalik tanah ini bisanya seperti spiral, memutar dengan menyempit. Oleh sebab itu biasanya, tanah padi sawah perlu dipacul kembali pada bagian-bagian sudutnya atau pinggirnya.
Setelah proses ini selesai, sebaiknya ditambahkan pupuk kandang. Kebutuhan pupuk kandang minimal 1-2 ton pe hektar. Lebih baik lagi, diberikan jerami padi yang telah dikompos. Atau bisa juga dimasukan sekam padi hasil atau gabah. Semakin banyak semakin baik.
Selanjutnya tanah kembali diratakan, agar proses percampuran lapisan tanah dan bahan organik atau sekam ini dapat terurai dengan baik. Biarkamlah proses ini berlangsung selama 15-20 hari.
Lebih baik lagi, disemprotkan pupuk hayati/POC/MOL. Dengan perlakuan ini, proses dekomposisi di lahan sawah lebih cepat. Bukan itu saja, di dalam tanah sudah banyak mikroorganisme yang siap menjadi “pabrik pupuk”.
Jadi setelah bibit berumur < 20 hst, lahan sawah juga sudah siap ditanami. Boleh dibilang lahan sawah tersebut sudah sehat.

Setelah 15-20 hari setelah proses percampuran tersebut, lahan sawah yang telah di balik dan dicampurkan (baca digemburkan) diproses kembali. Proses itu dinamakan pelumpuran lahan.
Bila benih yang kita hasilkan sudah sehat, maka akan bertambah subur bila tanah sawah yang kita akan tanami bibit-bibit tersebut juga tanah sehat.
PENGOLAHAN LAHAN TEMPAT PERSEMAIAN
Selama menunggu proses penguraian lahan sawah selesai, sebaiknya kita membuat tempat persemaian. Rekomendasi tempat persemaian yang baik adalah 4-5 % dari luas lahan yang akan kita tanam.
Kalau kita mempunyai lahan 1 hektar maka tempat perseamaian yang akan kita buat minimal 400 – 500 m2. Bila petani punya lahan ½ ha maka diperlukan sekitar 200-250 m2.
Untuk tempat pembibitan ini, harus kita perhatikan.
Pertama, lihat arah matahari. Arah temapat pembibitan ini harus menghadap timur dan barat. Mengapa? Jawabannya: supaya sinar matahari maksimal merata sampai ke semua tanaman, terutama pada bagian bawah tanaman.
Kedua, Jangan terhalang pohon lain.
Ketiga, Lebar tempat pembibitan. Sesuai rekomendasi, bila kita beli benih kemasan (label biru) biasanya ada petunjuk teknis pembibitan. Lebar tempat pembibitan tersebut 1,1-1,2 meter. Dan tak boleh lebih dari 1,5 m. Sedangkan buat panjangnya disesuiakan dangan panjang sawah si petani. Untuk mudahnya, tempat pembibitan yang baik sama seperti kita menanam pohon bayam/kacang tanah dll. Ada jarak yang lowong.
Keempat, berikan juga pupuk kandang atau bahan organik yang sudah jadi untuk tempat pembibitan ini. Ukurannya bisa 50-100 kg per 400 m2.
Kelima, berikan pupuk npk kujang//ponska sebanyak 1 sendok maka per 1 m2. Kalau 1 sendok ukurannya adalah 15 g maka untuk 400 meter adalah 6000 g atau 6 kg. Pupuk organic dan pupuk NPK bisa dicampurkan dan disebar merata pada permukaan tempat pembibitan. Setelah itu permukaan lahan yang akan ditanami diratakan.
Keenam, benih siap ditaburkan ke tempat persemaian.
Ketujuh, Taburkan/sebarkan 1-2 genggam benih yang ada di tangan kita untuk setiap 1 meter persegi.
Kedelapan, tanamlah bibit-bibit tersebut dibawah 20 hst, sebab makin muda bibit ditanam maka semakin banyak anakannya. Saran saya, tanamlah 1 bibit dalam satu lubang tanam.
Demikianlah, proses pengolahan lahan sawah beserta pernak-perniknya. Bila kita melaksanakannya, itu artinya kita menyiapkan lahan sawah yang sehat buat bibit-bibit padi.

Rabu, 15 Mei 2013

PUPUK PADI UNTUK SATU HEKTAR

KEBUTUHAN PUPUK PADI PER HEKTAR

MACAM-MACAM PUPUK UNTUK TANAMAN PADI
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Setelah bergelut dalam hitung menghitung pupuk untuk tanaman padi per hektar maka saya dapatkan berbagai variasi di dalam jumlah dan jenis pupuk yang diberikan.
Jadi, para petani atau siapa saja bisa memakai sesuai dengan kondisi pupuk yang tersedia. Dengan demikian, kita mempunyai pilihan untuk mengaplikasikannya.
Kandungan 1 karung pupuk NPK ( didalamnya ada pupuk tunggal )
1 karung NPK Kujang : terdapat 32,6 kg Urea, 8,33 kg SP36 dan 6,66 kg KCL.
1 karung NPK Ponska : terdapat 16,3 kg Urea, 20,5 kg SP36 dan 12,5 kg KCL.
1 karung NPK pelangi : terdapat 21,73kg Urea, 13,89 kg SP36 dan 8,33 kg KCL.
100 kg TSP = 128 kg SP-36
Adapun jenis dan jumlahnya sbb :
= 250 kg urea + 100 kg TSP + 75 KCL
= 200 kg urea + 110 kg ZA + 100 kg TSP + 75 KCL
= 150 kg urea + 220 kg ZA + 100 kg TSP + 75 KCL
= 250 kg urea + 128 kg Sp-36/TS-36 + 75 kg KCL
= 250 kg urea + 256 kg SP-18 + 75 kg KCL
= 300 kg NPK ponska + 150 kg urea
= 200 kg NPK ponska + 182 kg urea + 41 kg SP36 + 25 kg KCL
= 100 kg NPK Ponska + 215 kg Urea + 82 kg SP36 + 50 kg KCL
= 300 kg ponska + 100 kg urea + 110 pupuk ZA
= 300 kg ponska + 50 kg urea + 220 pupuk ZA
= 300 kg ponska + 330 pupuk ZA
= 300 kg ponska + 150 npk kujang
= 300 kg ponska +  50 npk kujang + 100 kg urea
= 300 kg ponska +  50 npk kujang + 220 kg ZA
dll
Sebetulnya masih banyak variasi kebutuhan pupuk baik tunggal maupun mejemuk untuk tanaman padi. Yang terpenting adalah tercukupinya hara makro N, P dan K per hektarnya. Kalau dalam bahasa lugasnya : yang penting isi bukan merk dan jumlah.

PEMBERIAN PUPUK UNTUK PADI

Pemberian pupuk berimbang dalam kajian ini bukan berarti memberikan pupuk N, P dan K dalam jumlah seimbang untuk tanaman padi. Yang dimaksud pemupukan berimbang dalam kajian ini adalah pemberian pupuk N, P dan K disesuaikan dengan target hasil gabah yang ingin dicapai, sumbangan hara N, P dan K berasal dari tanah serta kekurangan hara untuk mencapai target hasil tersebut dengan penambahan pupuk anorganik dalam bentuk pupuk urea, SP-36 dan KCl. Berdasar teori dikatakan bahwa hasil gabah ditentukan oleh faktor tanah, tanaman dan lingkungan.

Faktor lingkungan seperti halnya radiasi matahari, curah hujan, kelembaban udara dan lain-lain merupakan faktor yang tidak dapat dikelola oleh manusia sehingga faktor tersebut kita terima sebagaimana adanya. Faktor tanah dan tanaman merupakan faktor-faktor yang memungkinkan untuk dimodifikasi sesuai dengan karakteristik yang diperlukan tanaman padi guna hasil tinggi. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan tanaman berproduksi lebih tinggi antara lain perakitan tanaman dengan daun yang lebih tegak untuk dapat menerima cahaya matahari lebih banyak, sistem perakaran yang lebih kokoh dalam menjelajah lapisan tanah yang lebih dalam, tanaman yang tanggap terhadap pemupukan, dan lain-lain. Berbagai cara dapat dilakukan agar faktor tanah dapat optimal untuk menumbuhkan tanaman yang tumbuh di atas tanah. Pemberian bahan organik ataupun pupuk organik salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Selama ini kebanyakan tanah sawah untuk budidaya tanaman padi diperlakukan seperti barang tambang dimana tanah dieksploitasi secara besar-besaran untuk dapat menghasilkan padi dengan produktivitas tinggi dari musim ke musim tanpa pengembalian jerami padi sisa panen ke dalam tanah sawahnya. Perlakuan tersebut menyebabkan kondisi tanah semakin lama semakin tidak mendukung lagi untuk menghasilkan hasil gabah tinggi. Gejala tersebut diistilahkan sebagai tanah sakit. Salah satu cara untuk memulihkan tanah sakit tersebut adalah pemberian pupuk organik atau bahan organik ke dalam tanah sawahnya. Pupuk organik ataupun bahan organik banyak mengandung unsur karbon (C) dalam bahan tersebut. Unsur karbon tersebut digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai sumber energi untuk perkembang biakannya. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengetahui tanah itu subur atau tidak subur dengan melihat populasi cacing tanah yang hidup di tanah tersebut. Semakin tinggi populasi cacing tanahnya semakin subur kondisi tanahnya, demikian pula sebaliknya. Cacing tanah bergerak ke atas dan ke bawah dalam lapisan tanah. Oleh karena bergerak terus menerus tersebut menyebabkan tanah ibarat seperti diolah dengan hasil tanah menjadi lebih remah (gembur), sirkulasi udara dalam tanah menjadi lebih baik, air yang masuk ke dalam lapisan tanah menjadi lebih cepat dan lain-lain. Dengan adanya mikroorganisme di dalam tanah maka proses perombakan bahan organik menjadi lebih intensif. Hasil perombakan tersebut dilepaskan berbagai hara yang dapat dimanfaatkan tanaman. Berdasar hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sumbangan hara N, P dan K dari tanah sawah beririgasi mampu mensuplai kebutuhan hara N, P dan K tanaman sampai 60 %, 80 % dan 80 % untuk target hasil gabah sebesar 6 t/ha.. Besar sumbangan hara N, P dan K dari tanah masing-masing sebesar 50 kg/ha, 15 kg/ha dan 80 kg/ha. Sementara itu untuk target hasil gabah 6 ton/ha diperlukan hara N, P dan K masing-masing sebanyak 90 kg/ha, 16 kg/ha dan 90 kg/ha. Dengan demikian tambahan hara dari luar dalam bentuk pupuk urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 110 kg urea/ha, 25 kg SP-36/ha dan 60 kg KCl/ha.
Untuk mendapatkan hasil gabah 1 ton, tanaman padi memerlukan hara N sebesar 17 – 18 kg, sedangkan untuk kebutuhan P dan K masing-masing 3 kg dan 17 kg. Dengan demikian bila diharapkan hasil gabah sebesar 6 t/ha maka banyaknya urea, SP-36 dan KCl yang diperlukan masing-masing sebesar 230 kg, 115 kg dan 205 kg. Bila para petani mau mengembalikan jerami sisa panennya ke dalam tanah sawahnya, maka mereka tidak perlu lagi memberi pupuk KCl karena 80 % hara kalium yang terserap tanaman terakumulasi pada jerami. Disamping itu air irigasi juga mampu mensuplai hara kalium cukup tinggi. Berdasar hasil pengukuran hara kalium terangkut pada air irigasi Tarum Timur Jawa Barat menunjukkan bahwa pengayaan (enrichment) hara kalium sebesar 23 kg K2O/ha/musim atau setara.38 kg KCl/ha/musim. Hara kalium terangkut air irigasi dapat menambah hara tanah sawah yang cukup signifikan.
Semakin subur tanah sawahnya, semakin sedikit tambahan pupuk untuk makanan tanamannya. Secara teoritis efisiensi penggunaan pupuk urea sebesar 30 – 40 % sehingga 60 – 70 % pupuk urea yang diberikan tanaman hilang ke udara melalui proses denitrifikasi. Sementara itu efisiensi penggunaan pupuk SP-36 berkisar 20 –25 %, sisa P yang tidak terserap tanaman terakumulasi dalam lapisan tanah. Efisiensi penggunaan pupuk KCl juga relatif rendah yaitu berkisar 30 – 40 % namun hara K yang tidak terserap tanaman tidak hilang ke udara tetapi terakumulasi di dalam lapisan tanah. Oleh karena itu pemberian pupuk P dan K tidak harus setiap musim namun dapat dilakukan setiap 4 musim untuk P dan 6 musim untuk K. Pemberian pupuk P dan K setiap 4 dan 6 musim sekali ditujukan untuk menggantikan P dan K yang terangkut tanaman saat panen. Efisiensi penggunaan pupuk urea dapat ditingkatkan melalui pemberian urea secara split/terbagi yaitu pada waktu tanaman umur 7-10 hari setelah tanam (HST), 21 HST dan 42 HST, atau juga melalui monitoring warna daun dengan alat bagan warna daun (BWD), atau juga dengan pemberian urea tablet yang dibenam ke dalam tanah.

PENUTUP
Pemberian pupuk anorganik seperti urea, SP-36 dan KCl perlu dilengkapi dengan pemberian pupuk organik. Kedua jenis pupuk tersebut dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing. Kelemahan pupuk anorganik antara lain dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah seperti tanah menjadi lebih keras dan pH tanah menjadi lebih masam namun kelebihannya mempunyai kandungan hara yang tinggi dan segera tersedia bagi tanaman. Sementara itu kekurangan pupuk organik seperti kandungan hara yang rendah dan tidak segera tersedia bagi tanaman namun dapat memperbaiki kualitas tanah. Penambahan pupuk organik idealnya 2 ton/ha dapat diberikan sekaligus ataupun diberikan secara berangsur-angsur sampai mencapai takaran 2 ton/ha. Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah dapat berupa pupuk kandang ataupun jerami yang dikomposkan.  Kombinasi penggunaan pupuk organik dan anorganik diharapkan mampu menciptakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan tanaman padi, efisiensi penggunaan pupuk lebih baik dan hasil gabah lebih tinggi secara lumintu/berkesinambungan (sustainable

MENANAM PADI ORGANIK

Cara Menanam Padi Organik

Cara Menanam Padi Organik
Cara Menanam Padi Organik (Tidak menggunakan Pestisida Kimia)
Tanaman Pertanian, khusus untuk tanaman PADI, dengan pola tanam padi SRI (System of Rice Intensification)
Cara penggunaan
  1. Buatlah pupuk kompos (kotoran hewan) yang sudah dicampur dengan PSB Green dengan komposisi 3 botol PSB Green ukuran 500ml untuk setiap 3 ton kohe (kotoranhewan). Atau setiap 2 kuintal lethong disemprot dengan10 tutup PSB green yang dicampur dengan 14 liter air sumur (dalam tangki semprot). Tangki harap di cuci terlebih dahulu. Mula-mula lethong digelar setinggi kurang lebih 10 cm, lalu disemprot dengan PSB Green dengan takaran 10 tutup PSB Green dicampur dg 14 lt air sumur. Kemudian disemprot sampai rata dan ditumpuk, ditutup menggunakan terpal atau plastik, tunggu kurang lebih 10 hari, maka lethong sudah menjadi kompos. Agar lebih homogen (mawur) bisa diayak dengan saringan ukuran 0,5 cm.

    Kotoran hewan sapi/lethong yang sudah di beri formula (dikompos dengan formula) +10 hari sudah mawur dan kering.

  2. Sebarkan kompos yang sudah mawur disebarkan di lahan tanah yang akan ditanami komposisi minimal 3 ton kompos perhektar lebih banyak lebih bagus dan secara bertahap bias dikurangi pada musim tanam berikutnya.

    Kompos yang sudah jadi di sebar-sebarkan diatas lahan sebelum diolah, tunggu kurang lebih 1 minggu sebelum diolah (dibajak, diluku, digaru)

  3. Bajak / garu / luku , yang sudah disebar kompos.

    Tanah yang akan ditanami di bajak/diluku/digaru

  4. Sebelum disemai biji padi direndam terlebih dahulu selama 1 malam dengan PSB Green dengan takaran 1 tutup botol PSB Green dicampur dengan 3 liter air.

    Proses Pencampuran PSB Green dengan air (untuk merendam bibit padi)

    Rendam bibit padi selama 1 malam pada tempat yang sudah berisi air yang telah diberi PSB Green

  5. Penyemaian bibit padi. Penyemaian bias langsung dilakukan dilahan dengan cara lahan dialasi dengan karung-karung bekas lalu diatasnya diberi media tanah dicampur kompos ukurannya 1:1 ( 1 karung tanah, 1 karung kompos) digelar dilahan kurang lebih 7 cm.

    Padi yang disemai ditanam di dalam nampan-nampan plastik

    Padi siap ditanam

  6. Pola tanam Padi SRI,  air yang ada dilahan yang akan ditanami minimalisir sampai tanah hanya becek-becek saja.

    Lahan tanam becek-becek/macak-macak

  7. Umur bibit tidak lebih dari 14 hari ditanam 1 lubang 1 bibit. Ditanam dangkal bentuk L, jarak tanam 25×25 atau 25×30, tanam ikuti garis.

    Menanam Padi

  8. Lakukan penyemprotan secara rutin 6 hari sekali pada bulan pertama atau sebanyak 5x semprot, pada bulan kedua 10 hari sekali atau sebanyak 3x semprot, pada bulan ketiga 1x ketika padi mau keluar, dengan komposisi 10 tutup botol PSB Green dicampur dengan 14 liter air sumur ukuran 1 tangki semprot (hendaknya tangki dicuci bersih terlebih dahulu), waktu penyemprotan antara jam: 04.30 hingga jam 09.00 pagi, atau jam 16.00 hingga jam 18.00 sore.

    Pemberian PSB Green yang telah dicampur air dengan cara disemprot, 14 liter air dicampur 10 tutup PSB Green

  9. Lebih bagus jika dicampur dengan urine kelinci, sapi, kambing, dll. 0,5 liter urine dicampur dengan 1 tutup botol PSB Green. (bau urine tidak akan menyengat karena sudah dinetralkan dengan PSB Green). Campuran urine dengan PSB Grenn lalu dicampurkan kedalam  14 liter air sumur ukuran 1 tangki semprot, kemudian semprotkan pada tanaman padi.
 Tanaman Padi yang hanya diberi PSB Green
(KIRI) = Padi diberi PSB Green Daun hijau pupus, lebar, dan tebal memakai bibit IRI400.
(KANAN) = Padi TIDAK pakai PSB Green. Daun hijau tua, kecil dan tipis.Pola tanam menggunakan pola lama (menggunakan pupuk kimia)
(KIRI) = Akar Padi yang DIBERI PSB AKAR BANYAK, BESAR , PUTIH DAN SEHAT.
(KANAN) = Akar Padi yang TIDAK diberi PSB AKAR SEDIKIT, KECIL, MERAH KECOKLATAN
(KIRI) Padi dengan PSB Grenn, Jumlah Malai/Bulir Padi 1 batang sekitar 400 dgn memakai bibit IRI400.
(KANAN) Padi Tanpa PSB Grenn, Jumlah Malai/Bulir Padi 1 batang sekitar 100 dengan memakai bibit IR 64.
(KIRI) Padi dengan PSB Green.
(KANAN) Padi Tanpa PSB Green.
Gambar ini diambil dari pelaku agro komplek Bapak Jadi guru SMPN Sukodono Sragen,
Catatan: lahan 1 dan 2 full organik tidak pakai pupuk kimia, urea, KCL, TSP, SP36, NPK, dll. Juga tidak memakai pestisida kimia, hanya kompos (lethong) yang sudah dicampur dengan PSB Green. Lahan 3, sudah tidak pakai kompos, hanya pakai PSB Green saja.
Uji Coba Lahan Padi dengan menggunakan PSB Green
(KIRI) Tanaman Padi IR 64 Menggunakan PSB Green Penanaman pada waktu yang bersamaan dengan lahan disamping kiri.
(KANAN) Tanaman Padi IR 64 yang TIDAK Menggunakan PSB Green Penanaman pada waktu yang sama dengan lahan di samping kanan.

Tanaman Padi Pak Suheri Desa Sukodono Sragen
Gambar bawah : Perbedaan yang sangat mencolok antara Padi yang di beri PSB Green dan yang diberi pupuk yang lain.
(KIRI) Tanaman Padi IR 64 Menggunakan PSB Green Penanaman pada waktu yang bersamaan dengan lahan disampingnya.
(KANAN) Tanaman Padi IR 64 TIDAK Menggunakan PSB Green Penanaman pada waktu yang bersamaan dengan lahan disampingnya

TANTANGAN MENANAM PADI

TANTANGAN BERCOCOK TANAM PADI DI MUSIM HUJAN DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Sawah yang mengalami kebanjiran di Desa Kutoharjo, Kec. Kaliwungu
Di musim hujan yang ekstrim ini sangat berpengaruh sekali terhadap pola tanam padi sawah, terutama di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Musim hujan yang sedianya mulai di awal bulan September ternyata mundur hingga menjelang akhir bulan Oktober. Hal ini memaksa banyak petani di wilayah Kecamatan Kaliwungu harus memundurkan jadwal tanam padi sawah yang tadinya pertengahan bulan September sudah mulai tanam karena debit air yang kurang, menjadi tanam di bulan Desember bahkan di bulan Januari tahun 2013. Namun musim yang ditunggu pun datang di pertengahan bulan Oktober, namun kedatangan musim hujan tidak serta merta membawa kebahagiaan bagi petani di Kaliwungu, meskipun hujan datang kondisi debit air dari Kedung Pengilon masih belum stabil dan juga harus berbagi air di beberapa desa yang diperparah dengan banyaknya kerusakan sepanjang hulu hingga hilir membuat banyak petani masih menunda musim tanam hingga aliran air lancar.

Petani pun mulai menanam padi di awal bulan Desember, namun pada bulan tersebut hujan mulai deras hal ini membuat beberapa sawah terkena dampak banjir sehingga beberapa petani menanam padi memasuki bulan Januari 2013. Sepanjang bulan Desember 2012 dari hasil pantauan PPL dan mantri tani setempat tercatat kurang lebih 50 Ha sawah tergenang banjir dan harus memundurkan musim tanam sesudah air surut. Pengaruh cuaca juga memicu hama keong dan wereng serta penyakit blas.

Memang tidak mudah bagi Masyarakat Kaliwungu pada khususnya dan masyarakat petani pada umumnya akibat pengaruh cuaca dan kondisi alam setempat yang rentan terhadap banjir akibat cuaca ekstrim. Untuk itu diperlukan upaya-upaya pencegahan terhadap musim hujan yang ekstrim antara lain :
1. Pembenahan dan perbaikan saluran air diperlukan kerjasama dengan Dinas Pengairan setempat.
2. Pemakaian benih yang tahan terhadap air, baru-baru ini telah diperkenalkan Padi Varietas Inpara.
3. Gilir Varietas benih mencegah hama endemik di musim penghujan serta mengusahakan benih yang tahan terhadap blas.
4. Update informasi mengenai curah hujan yang akan datang sehingga memungkinkan petani untuk bersiap-siap karena perkiraan waktu yang tepat akan berpengaruh terhadap tanaman. Pemerintah melalui BMKG dan dinas setempat harus mulai memberikan informasi yang akurat mengenai hal ini.
5. Penanaman padi sesuai PTT (Pengelolaan tanaman terpadu)

MENANAM PADI

Tips Cara Bercocok Tanam Padi

Teknik bercocok tanam padi agar dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal :
1. Seleksi Bibit
Untuk mendapatkan kualitas dan hasil panen yang baik, bibit yang dipilih harus bibit yang baik dan bagus. Langkah penyelksian dan pengolahan bibit ini adalah sebagai berikut:
a. Umur padi calon bibit di ambil yang betul-betul sudah matang dan tua
b. Masukkan air kedalam bejana seleksi dan tambahkan garam secukupnya.
c. Masukkan telur bebek kedalam air garam tadi. tunggu sampai telur bebek merapung.
d. Kemudian baru masukkan bibit yang sudah diseleksi tadi kedalam air garam tersebut.
e. beberapa diantara bibit tadi ada yang merapung, kemudian yang merapung itu tidak dipakai (dibuang).
f. Bibit yang tenggelam saja yang diambil
2. Menyemai Bibit
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu menentukan media tanam bibit atau persemaian bibit. Untuk persemaian bibit perlu diperhatikan beberpa hal antara lain :
a. Tanah yang diambil untuk menyemai bibit harus tanah yang lebih baik dan bagus
b. Untuk media semai bisa kita pakai baki, bejana yang luas dan datar, atau dibuatkan dari papan yang dialas dengan palstik.
c. Campur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pukpuk kandang
d. Ratakan tanah di media semai kira-kira ketebalan 2 cm
e. Taburkan bibit yang sudah diseleksi dimedia semai
f. Jaga kelembaban semaian benih.
g. Tunggu sampai benih berumur 10 hari
3. Pengolahan Lahan/Sawah
Sementara kita menunggu bibit sampai berumur 10 hari lahan tempat tanam sudah harus dibereskan atau digarap sedemikian rupa sehingga nanti setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala. Untuk pengolahan lahan tersebut sebagai berikut:
a. Sawah yang sudah selesai dipanen jerami atau daun padi bekas panen hendaknya jangan dibakar atau dibuang biarkan lapuk di sawah (lahan) karena ini isa dijadikan kompos.
b. Lahan sudah dibajak diratakan dan dipetak-petak agar kita lebih mudah mengontrol airnya.
c. Lahan diratakan dan usahakan air sawah itu hanya berada di petak artinya air lahan pecak-pecak (lacok-lacok=minang)
d. Garislah lahan dengan ukuran jarak garis 35 cm.
e. Dua hari sebelum tanam lahan di taburi pupuk sebaiknya pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.
4. Cara Tanam
Setelah lahan siap tanam, maka bibit yang sudah berumur 10 hari siap di pindahkan ke lahan tanam. Untuk menanam padi caranya sebagai berikut:
a. Untuk bibit yang disemai dalam baki bisa baki langsung diangkat ke lahan siap tanam atau benih diangkat kelahan tanam dengan dicabut dahulu dari media semai (khusus untuk yang dicabut hati-hati jangan sampai padi yang menempel pada benih terlepas)
b. Tanam benih dilahan dengan jarak tanam 35 cm
c. Menanam benih jangan sampai dibenam seperti menanam benih ala konvensional.
d. Ambil benih yang padinya masih menempel dan cukup di letakkan diatas tanah dengan sedikit menggesekkan benih ketanah dan kemudian ditutup dengan tanah setujuk jari.
e. Jaga media tanam jangan samapi digenang air.
5. Perawatan
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang intensif. Dan perawatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan perawatan tanam padi yang sudah kita warisi dari nenek moyang terdahulu. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan:
a. Setelah padi berumur 10 hari setelah tanam semprot lah dengan pupuk organik (untuk pupuk organik diserahkan kepada kita masing-masing.)
b. Umur 25 hari semprot lagi (pada usia ini padi sudah bisa diberi air yang agak banyak)
c. Umur 40 hari ulangi lagi penyemprotan
d. Umur 60 hari kembali lagi disemprot
e. (atau berilah pupuk seperti biasa kita bertanam padi disini dianjurkan pakai pupuk organik)
f. Pertumbuhan padi yang baik dan bagus adalah untuk satu rumpun menghasilkan 45 sampai dengan 60 batang padi
g. Biasanya padi bisa menghasilkan anak sampai 100 batang, tetapi ukuran itu tidak menghasilkan panen yang maksimal karena akan berpengaruh kepada buah yang dihasilkan.
f. Setelah usia 2 bualan genangilah air sawah agar pertumbuhan anak padi tidak bertambah

Rabu, 01 Mei 2013

Tata Cara Menanam Padi

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi.
Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan.
B. SEJARAH TANAMAN PADI
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
C. ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.
Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
D. SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.

BAB II
BERCOCOK TANAM PADI
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
PADI SAWAH
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1. PERSEMAIAN
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a. Penggunaan benih
- Benih unggul
- Bersertifikat
- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha
b. Persiapan lahan untuk persemaian
- Tanah harus subur
- Cahaya matahari
- Pengairan
- Pengawasan
c.
Pengolahan tanah calon persemaian
- Persemaian kering
- Persemaian basah
- Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.
- Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjag
- Lebar bedengan : 100 -150 cm
- Tinggi bedengan : 20 -30 cm
Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
- Penaburan benih dan pencabutan bibit
- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
¬ Penyiangan
¬ Pengairan
¬ Pemupukan
¬ Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian Basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air:
- Air akan melunakan tanah
- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
- Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
- Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga
- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
- Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah
d. Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
- Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
- Agar terjadi proses tisiologis
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah :
- Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
- Benih tersebar rata
- Kerapatan benih harus sama
e. Pemeliharaan persemaian
1) Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan digenangi air selama 24 jam
- Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar
Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar:
0 Benih yang disebar dapat merata daD mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.
- Benih tidak busuk akibat genagan air
- Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat
- Benih mendapat sinar matahari secara langsung
Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
2) Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
2.
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan
a. Pembersihan
- Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
b. Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
c. Membajak
- Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
- Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.
- Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru
- Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
- Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
- Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar
- Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
- Permukaan tanah menjadi rata
- Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
- Penanaman menjadi mudah
- Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3.
PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
2. Menanam
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
- Bibit telah berumur 17 -25 hari
- Bibit berdaun 5 -7 helai
- Batang bagian bawah besar, dan kuat
- Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
- Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2)
Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a) Sistim larikan ( cara tanam )
- Akan kelihatan rapi
- Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
- Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
- Dan perlakuan-perlakuan lainnya
- Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
- .Jenis tanaman
- Kesuburan tanah
- Ketinggian tempat / musim
- Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
- Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur.
- Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah :
- Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
- Hubungan tanaman empat persegi panjang.
- Hubungan tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang
e) Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.
4.
PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
a. Penyulaman dan penyiangan.
Yang harns diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
- Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
- Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
- Pengairan secara terus menerus
- Pengairan secara piriodik
c.Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
- Pupuk alam ( organik )
- Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
- Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
- Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
- Atau disesuaikan dengan analisa tana